Thursday, August 12, 2010

l-l puasa yang berkat l-l


Hadith :
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan dahaga.”

Riwayat Ibnu Majah


Huraian
Pengajaran Hadis:
i) Setiap muslim harus memahami konsep sebenar puasa supaya ibadah puasanya itu tidak menjadi suatu perbuatan yang sia-sia.
ii) Berpuasa mengikut perspektif Islam ialah menahan diri dari makan dan minum serta mengelakkan diri daripada melakukan perkara-perkara yang boleh membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
iii) Selain itu puasa juga bermakna menahan diri daripada perkara-perkara berikut iaitu:
a) Menundukkan pandangan mata serta mengatasinya daripada tertuju kepada segala yang tercela.
b) Menjaga lidah daripada berkata-kata perkara yang sia-sia, dusta, fitnah, cacai maki dan menyinggung perasaan orang lain.
c) Menahan pendengaran dari mendengar segala sesuatu yang ditegah agama di mana perkara yang haram diucap adalah juga haram didengar seperti mengumpat dan sebagainya.
d) Mencegah tangan, kaki dan perut serta semua anggota badan daripada melakukan atau mengambil perkara yang haram.
iv) Seorang muslim hanya akan terbentuk melalui ibadah puasa yang ditunaikan dengan penuh penghayatan di mana bagi mereka yang berpuasa sekadar untuk menunaikan kewajipan tanpa memahami apa sebenarnya yang dituntut oleh agama maka mereka tidak akan dapat merasai kemanisan nikmat puasa tersebut malah puasa itu dirasakan sebagai satu bebanan yang terpaksa ditanggung.
v) Bulan Ramadhan adalah bulan di mana pada awalnya dijanjikan keampunan (maghfirah), pertengahannya rahmah dan akhirnya dijauhkan dari azab api neraka. Oleh itu setiap daripada kita haruslah berusaha untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah S.W.T dan sentiasa mengingati-Nya dengan melakukan amalan-amalan baik di samping menjauhi segala sifat-sifat yang keji dan mungkar.




l-l 10 Hal Yang Mendatangkan Cinta Allah l-l



Setiap orang pasti ingin mendapatkan cinta Allah. Namunbagaimanakah cara untuk mendapatkan cinta tersebut? Ibnul Qayyim Rahimahullahmenyebutkan beberapa hal untuk menerangkan maksud perkara tersebut dalam kitab beliau Madarijus Salikin , tahap-tahap menuju wahana cinta kepada Allah adalah seperti berikut:


1) Membaca al-Qur’an dengan merenung dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan maksudnya yang benar.

Itu tidak lain adalah renungan seorang hamba Allah yang hafal dan mampu menjelaskan al-Qur’an agar difahami maksudnya sesuai dengan kehendak Allah SWT. Al-Qur’an merupakan kemuliaan bagi manusia yang tidak boleh ditandingi dengan kemuliaan apapun. Ibnu Sholah mengatakan

“Membaca Al-Qur’an merupakan kemuliaan, dengan kemuliaan itu Allah ingin memuliakan manusia di atas makhluk lainnya. Bahkan malaikat pun tidak pernah diberi kemuliaan seperti itu, malah mereka selalu berusaha mendengarkannya dari manusia”.

Perkara ini boleh dilakukan umpama seseorang memahami sebuah buku iaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. (Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an)


2)Mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunat, setelah mengerjakan ibadah-ibadah wajib.

Orang yang menunaikan ibadah-ibadah fardhu dengan sempurna mereka itu adalah yang mencintai Allah. Sementara orang yang menunaikannya kemudian menambahnya dengan ibadah-ibadah sunat, mereka itu adalah orang yang dicintai Allah. Ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah, diantaranya adalah solat-solat sunat, puasa-puasa sunat, sedekah sunat dan amalan-amalan sunat dalam haji dan umrah.

3)T
erus-menerus mengingat Allah (zikir) dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya.

Kadar kecintaan seseorang terhadap Allah bergantung kepada kadar zikirnya kepada-Nya. Zikir kepada Allah merupakan syiar bagi mereka yang mencintai Allah dan orang yang dicintai Allah. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

“Sesungguhnya Allah aza wajalla berfirman :”Aku bersama hambaKu selama ia mengingatKu dan kedua bibirnya bergerak (untuk berzikir) kepadaKu”.

Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan zikir kepada-Nya.


4)Cinta kepada Allah melebihi cinta kepada diri sendiri walaupun dikuasai hawa nafsunya.

Melebihkan cinta kepada Allah daripada cinta kepada diri sendiri, meskipun dibayangi oleh hawa nafsu yang selalu mengajak lebih mencintai diri sendiri. Ertinya ia rela mencintai Allah meskipun berisiko tidak dicintai oleh makhluk dan harus menempuh berbagai kesulitan. Inilah darjat para Nabi, diatas itu darjat para Rasul dan diatasnya lagi darjat para rasul Ulul Azmi, lalu yang paling tinggi adalah darjat Rasulullah Muhammad s.a.w. sebab baginda mampu melawan kehendak dunia seisinya demi cintanya kepada Allah.

5)Merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah.

Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah, fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (kerana mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).

6)Memerhatikan kebaikan, nikmat dan kurnia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir mahupun batin akan mengantarkan kita kepada cinta hakiki kepada-Nya.

Tidak ada pemberi nikmat dan kebaikan yang hakiki selain Allah. Oleh sebab itu, tidak ada satu pun kekasih yang hakiki bagi seorang hamba yang mampu melihat dengan mata batinnya, kecuali Allah SWT. Sudah menjadi sifat manusia, ia akan mencintai orang baik, lembut dan suka menolongnya dan bahkan tidak mustahil ia akan menjadikannya sebagai kekasih. Siapa yang memberi kita semua nikmat ini? Dengan menghayati kebaikan dan kebesaran Allah secara lahir dan batin, akan mengantarkan kepada rasa cinta yang mendalam kepadaNya.

7) Menghadirkan hati secara keseluruhan (total) semasa melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya inilah yang disebut dengan khusyu’.

Hati yang khusyu’ tidak hanya dalam melakukan solat tetapi dalam semua aspek kehidupan ini, akan mengantarkan kepada cinta Allah yang hakiki.

8)Menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir.

Di saat itulah Allah SWT turun ke dunia dan di saat itulah saat yang paling berharga bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an) dan solat malam agar mendapatkan cinta Allah. Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

9)Bergaul bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para siddiqin.

Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahawa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.

10)Menjauhi segala sebab yang dapat menghalang komunikasi antara dirinya dan Allah SWT.

Semoga kita sentiasa mendapatkan cinta Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap degup jantung dan setiap nafasnya.

Ibnul Qayyim mengatakan bahawa "kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati."





l-l happy birthday adik!!~ l-l


12 ogos !!~

happy birthday adik!!
semoga panjang umur..
dimurahkan rezeki..
gudluck PMR...buat terbaik OK..
9A Ok!
rindu kat kau...


15 tahun yg lalu adikku yg bernama Muhamad Faiz dilahirkan
12 OGOS 1995
7 tahun beza umur dgn dia
dia sorg je adik aku
dia la merangkap adik lelaki dan adik perempuan aku
dia jugak dah macam best ak

really miss U lah adik!!~





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tinggalkan Link Kamu...Nanti saya pergi melawat Blog kamu pulak okey!

 

Copyright © 2011 Reserved to silent thinker
Design with love by CikBulat